Laporan Praktikum Faktor-faktor Penyebab Korosi

on Monday, 21 November 2011

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.

Untuk mendeteksi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan korosi, pada pelajaran kimia, bab ELEKTROLISIS, dipraktekkan beberapa perlakuan berbeda pada paku. Berikut ini merupakan laporan dari hasil praktikum "Faktor-faktor Penyebab Korosi".



klik disini untuk download laporan praktikum.

Jenis-jenis Polimer yang Sering di Jumpai pada Kemasan Plastik

on Sunday, 20 November 2011

Di alam kita menemukan beberapa jenis plastik yang bisa di daur ulang. Namun plastik yang sudah di daur ulang tersebut bukan berarti dapat dipakai sebagai mana plastik aslinya. Ada bahan-bahan dari plastik daur ulang yang berbahaya jika pemakaiannya tidak tepat. Nah berikut ini merupakan makalah seputar Jenis-jenis Polimer yang Sering di Jumpai pada Kemasan Plastik. Makalah ini berisi tentang penjelasan mengenai definisi, kegunaan, bahaya, serta perlakuan yang tepat pada polimer. Semoga bermanfaat !!




klik link dibawah ini untuk download makalah :)

http://www.4shared.com/document/7xNUnppL/Makalah_Kode_Plastik_II.html?

Berubah

on Tuesday, 15 November 2011
"Tik, tik, tik waktu berdetik, tak mungkin bisa ku hentikan"
(kotak-masih cinta)

Memang benar ya? Siapa yang mampu mengulang dan merubah waktu yang telah ada kecuali Allah SWT. Manusia hanya bisa berjalan semampu atau sekuat dia bisa untuk mencapai tujuan hidup. Dewasa? Hah bukan. Saya bukanlah seseorang yang dewasa. Malahan masih perlu belajar untuk menjadi dewasa. Bertingkah kekanak-kanakan mungkin merupakan salah satu sifat saya. Saya hanya selalu berusaha untuk bisa jadi yang terbaik dan bukan menjadi seorang pemenang. Karena menurut pandangan saya menjadi seorang pemenang itu bisa menjadikan seseorang lupa diri. Yah nggak pasti juga sih. Siapa yang tidak ingin menjadi seorang pemenang? Anda-anda sekalian akan merasa terhormat dan bangga apabila menjadi seorang pemenang bukan? Sesekali menjadi seorang pemenang itu menyenangkan. Sangat-sangat menyenangkan. Saya pernah merasakannya. Tapi, itu semua hanya bersifat semu. Tidak ada yang kekal. Hanya dibanggakan pada waktu itu saja dan sering kali dilupakan begitu saja. Jadilah seorang yang terbaik meskipun Anda bukan seorang pemenangnya. Saya (sekali lagi) bukan orang dewasa yang sudah banyak makan garam. Semua ini hanya untuk menasehati diri sendiri supaya tidak keluar jalur. Belajar menjadi seorang yang terbaik diantara yang baik.

Apa yang bisa saya lakukan sekarang? Tidak ada kecuali belajar. Motivasi dari diri sendiri memang harus yang lebih besar daripada yang lain. Tapi saya masih mengharapkan motivasi eksternal lain yang selalu bisa membangkitkan semangat hidup saya. Saya ingin motivasi yang dulu sempat bersinar kembali lagi. Tolong. Saya butuh motivasi dari Anda. Jangan biarkan saya terlalu terpuruk dengan semua keadaan yang ada. Saya hanya ingin berubah untuk sebuah perubahan. Untuk masa depan yang lebih baik. Dari sekarang! Saya mau berubah! Bukan karena nilai try out yang hasilnya do, re, mi. Itu semua hasil jerih payah saya! Hargai! Saya bisa lebih baik daripada itu semua. Saya bisa membuktikannya. Tapi tolong berikan lagi motivasi yang sempat hilang itu untuk menambah semangat saya supaya lebih bersinar.

Selama saya masih mampu meraih apa yang saya inginkan, saya akan berusaha. Tolong bantu saya juga untuk meraihnya. Karena saya mungkin tidak mampu untuk meraihnya sendirian.

Memperkirakan Nilai pH Larutan

on Sunday, 6 November 2011
LAPORAN PRAKTIKUM
Hari/tanggal praktikum : Jum’at, 18 Maret 2011
Tempat : Laboratorium Kimia SMA VIDATRA
Judul Praktikum : Memperkirakan Nilai pH Larutan
Praktikan : Afina Alfasia
Absen : 2
Kelas : XI IPA 1

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari akan ditemukan senyawa dalam tiga keadaan yaitu asam, basa, dan netral. Ketika mencicipi rasa jeruk maka akan terasa asam karena jeruk mengandung asam. Sedangkan ketika mencicipi sampo maka akan terasa pahit karena sampo mengandung basa. Namun sangat tidak baik apabila untuk mengenali sifat asam atau basa dengan mencicipinya karena mungkin saja zat tersebut mengandung racun atau zat yang berbahaya. Sifat asam dan basa suatu zat dapat diketahui menggunakan sebuah indikator.
Indikator yang sering digunakan antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan brom timol biru. Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika ditambahkan larutan asam atau basa. Indikator ini biasanya dikenal sebagai indikator sintetis. Dalam pembelajaran kimia khususnya materi asam dan basa indikator derajat keasaman diperlukan untuk mengetahui pH suatu larutan. Karena itu setiap sekolah seharusnya menyediakan indikator sintetis untuk percobaan tersebut. Tetapi pada kenyataannya, tidak semua sekolah mampu menyediakan indikator sintetis. Oleh karena itu diperlukan alternatif lain sehingga proses pembelajaran tetap berjalan lancar indikator pH sintetis dapat diganti dengan alternatif lain berupa indikator pH dari bahan-bahan alam atau tanaman. Dalam percobaan kali ini akan menguji pH dari beberapa larutan dengan menggunakan indikator alami dan sintetis.

B. Rumusan Masalah
1. Larutan apa saja yang termasuk kelompok asam?
2. 2. Larutan apa saja yang termasuk kelompok basa?
3. Indikator apa saja yang digunakan pada percobaan?
4. Apa fungsi indikator?
5. Apa keunggulan dan kelemahan dari masing-masing indikator yang digunakan untuk memperkirakan nilai pH berdasarkan percobaan!

C. Tujuan
1. Memperkirakan nilai pH beberapa contoh bahan dalam bentuk larutan, dengan menggunakan berbagai macam indikator.
2. Membuat indicator pengukur asam basa dari bahan alami.

II. Landasan Teori
......................................................................................................................................................................

III. Metode Praktikum dan Pembahasan
Tujuan :
1. Memperkirakan nilai pH beberapa contoh bahan dalam bentuk larutan, dengan menggunakan berbagai macam indikator.
2. Membuat indicator pengukur asam basa dari bahan alami.

Alat dan bahan:

Alat
1. Tabung reaksi
2. Plat tetes
3. Pipet
4. Gelas kimia
5. Lumpang dan mortar

Bahan

1. Kertas lakmus
2. Indikator universal
3. Soda Kue
4. Cuka dapur
5. Air perasan jeruk
6. Sabun cair

7. Minuman bersoda
8. Obat maag
9. Air kapur
10. Bunga Mawar
11. Aquades



Cara kerja:



Menyiapkan bahan yang akan diuji


1. Siapkan bahan-bahan yang akan diuji

2. Ubahlah bahan-bahan yang akan diuji kedalam bentuk larutan dengan perbandingan 1:1
(1 bagian bahan dilarutkan dengan 1 bagian aquadest)

3. Simpan bahan-bahan dalam bentuk larutan tersebut kedalam tabung reaksi,
untuk dipakai dalam percobaan pengukuran tingkat keasaman.



Menentukan keasaman larutan dengan indikator alami


1. Pilihlah beberapa helai mahkota bunga berwarna merah dari bunga mawar

2. Gerus mahkota bunga tersebut dalam lumping, dengan ditambahkan sedikit air
(disarankan aquadest agar kemurnian dan kadar pH-nya sesuai)

3. Saring ekstrak mahkota bunga merah tersebut, simpan dalam tabung reaksi.

4. Masukkan 2 tetes larutan yang akan diuji ke dalam plat tetes

5. Masukkan 2 tetes ekstrak mahkota bunga ke dalam larutan yang akan diuji

6. Catat hasil perubahan warna yang terjadi



Memperkirakan pH larutan dengan indikator universal

1. Siapkan larutan bahan pada tabung reaksi yang tadi telah kita siapkan.

2. Masukkan indikator universal

3. Amati warna yang terbentuk pada indikator universal, lalu bandingkan dengan data master warna

4. Tentukan perkiraan nilai pH larutan tersebut, lalu catat






Menentukan keasaman larutan dengan kertas lakmus

1. Masukkan 2 tetes larutan yang akan diuji ke dalam plat tetes

2. Masukkan kira-kira 2 cm kertas lakmus merah ke dalam setiap larutan bahan

3. Catat hasil perubahan warna yang terjadi

4. Bersihkan, ulangi lagi dengan lakmus biru







Tabel hasil pengamatan


















Larutan
Indikator
Lakmus Merah
Lakmus Biru
Indikator Universal
Bunga Mawar
Cuka
Merah muda
Merah muda
Kuning (4)
Merah muda
Soda kue
Merah muda
Merah muda
Kuning (5)
Warna tetap
Sabun cair
Biru
Biru
Hijau tua (8)
Hijau
Jeruk
Merah muda
Merah muda
Kuning (5)
Merah muda
Air kapur
Biru
Biru
Biru tua (12)
Hijau
Air soda
Merah muda
Merah muda
Kuning (4)
Merah
Obat Mag
Biru
Biru
Biru (9)
Hijau




Pertanyaan!


1. Kelompokkan senyawa uji ke dalam kelompok asam atau basa!

Kelompok Asam : Cuka dapur, Jeruk, air soda, soda kue

Kelompok Basa : Obat maag, air kapur, sabun cair



2. Sebutkan indikator apa saja yang digunakan pada percobaan!

Indikator alami, menggunakan cairan hasil gerusan kelopak bunga mawar

Kertas lakmus merah dan biru

Kertas indikator universal



3. Jelaskan fungsi indikator berdasarkan hasil percobaan tersebut!

Indikator-indikator tersebut berfungsi sebagai penunjuk tingkat keasaman (pH) suatu bahan secara umum, mulai dari bahan yang bersifat asam (pH < 7) sampai bahan yang bersifat basa (pH > 7)



4. Sebutkan keunggulan dan kelemahan dari masing-masing indikator yang digunakan untuk memperkirakan nilai pH berdasarkan percobaan!



Indikator mawar

Menunjukkan tingkat keasaman dengan perubahan warna, dari warna merah (asam – pH < 5) sampai warna hijau tua (pH > 8). Indikator ini hanya bisa memberikan perkiraan pH sesuai dengan trayek-nya tersebut, tidak bisa memberikan perkiraan pH yang lebih presisi lagi.


Lakmus merah dan biru

Lakmus merah memberikan warna merah untuk bahan asam dan netral, warna biru untuk bahan yang basa. Lakmus biru memberikan warna merah untuk bahan yang asam, dan warna biru untuk bahan yang netral dan asam. Kelemahan indikator ini adalah hanya bisa menunjukkan sifat bahan ini, asam atau basa, tanpa bisa menunjukkan perkiraan pH dari bahan tersebut.


Indikator universal

Indikator universal memberikan perkiraan pH sesuai dengan perubahan warnanya. Dibandingkan dengan kertas lakmus dan indikator alami, indikator universal lebih memberikan perkiraan pH yang akurat (trayek pH 3-10, dengan setiap warna memberikan perkiraan pH, selisih pH terhadap setiap warna adalah 1).



5. Alat apakah yang paling efektif digunakan untuk menentukan nilai pH?

pH meter. pH meter bisa memberikan angka pH yang akurat sampai ke angka desimal.



Pembahasan!

Berdasarkan hasil pengamatan dari hasil percobaan :

- Pengukuran pH larutan cuka dengan lakmus biru dan merah berwarna merah muda, dengan Indikator alami larutan berubah menjadi berwarna merah muda, sedangkan dengan Indikator universal berwarna kuning. Ke-empat data tersebut menunjukkan bahwa larutan cuka bersifat asam.


Pengukuran pH larutan soda kue dengan lakmus biru dan merah berwarna merah muda, dengan Indikator alami larutan berubah menjadi berwarna kuning, sedangkan dengan Indikator unversal berwarna tetap (putih, tidak berubah). Ke-empat data tersebut menunjukkan bahwa larutan soda kue bersifat asam.

Pengukuran pH larutan sabun cair dengan lakmus biru dan merah berwarna biru, dengan Indikator alami larutan berubah manjadi berwana hijau tua, sedangkan dengan Indikator unversal berwarna hijau. Ke-empat data tersebut menunjukkan bahwa larutan cuka bersifat basa.

Pengukuran pH air jeruk dengan lakmus biru dan merah berwarna merah muda, dengan Indikator alami larutan berubah manjadi berwana kuning, sedangkan dengan Indikator universal berwarna merah muda. Ke-empat data tersebut menunjukkan bahwa air jeruk bersifat asam.

- Pengukuran pH air kapur dengan lakmus biru dan merah berwarna biru, dengan Indikator alami larutan berubah manjadi berwana biru tua, sedangkan dengan Indikator universal berwarna hijau. Ke-empat data tersebut menunjukkan bahwa air kapur bersifat basa.

- Pengukuran pH air soda dengan lakmus biru dan merah berwarna merah muda, dengan Indikator alami larutan berubah manjadi berwana kuning, sedangkan dengan Indikator universal berwarna merah. Ke-empat data tersebut menunjukkan bahwa air kapur bersifat asam.

- Pengukuran pH obat mag dengan lakmus biru dan merah berwarna biru, dengan Indikator alami larutan berubah manjadi berwana biru, sedangkan dengan Indikator universal berwarna hijau. Ke-empat data tersebut menunjukkan bahwa obat mag bersifat basa.




IV. Penutup


A. Saran


1. Percobaan selanjutnya, bisa digunakan indikator-indikator yang masih baru (belum berubah warna) sehingga tingkat keakuratan indikator tersebut lebih terjamin.

2. Perlu dilakukan penelitian baru untuk menemukan variasi indikator alami.



B. Kesimpulan


1. Kita bisa mengetahui tingkat keasaman (pH) dari suatu bahan dengan menggunakan indikator tertentu, seperti indikator alami, kertas lakmus, dan indikator universal.

2. Kita bisa membuat indikator dari suatu bahan alami, seperti ekstrak bunga mawar, kubis merah, bunga sepatu, bayam merah, kunyit, dll.
















DAFTAR PUSTAKA


1. Rufaida, Anis Dyah dan Waldjinah. 2009. Buku PR KIMIA untuk SMA/MA kelas XI semester 1. Klaten: Intan Pariwara.
2. Susilowati, Endang. 2009. Theory and Application of Chemistry 2 for Grade XI of Senior High School and Islamic Senior High School. Solo: Tiga Serangkai.
3. Lembar Praktikum I Kelas XI IPA Semester 1. 2010. SMA Vidatra Bontang