Laporan Praktikum Uji Vitamin C

on Wednesday 3 August 2011
Laporan ini dibuat ketika saya masih duduk di kelas XI. Daripada hanya tersimpan sebagai file, mungkin lebih baik dipublikasikan kepada teman-teman sebagai salah satu referensi pelajaran, khususnya biologi di SMA YPVDP :).. Mohon maaf kalo ada kekurangan ya.. Semoga bermanfaat!


LAPORAN PRAKTIKUM

Hari/tanggal praktikum : Rabu, 18 Januari 2011

Tempat : Ruang Biologi (Ruang C)

Pembimbing : Dra. Herfen Suryati

Judul Praktikum : Uji Vitamin C pada Makanan

Pemakalah :

  1. Afina Alfasia
  2. Indira Dayang Mahdayana
  3. Helwin Andrealin

Kelas : XI IPA 1


I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Vitamin adalah suatu zat organik yang diperlukan tubuh sebagai pengaturan proses fisiologis tubuh. Walaupun diperlukan dalam jumlah sedikit tetapi fungsinya tidak dapat digantikan dengan zat-zat lain.


Vitamin C disebut juga asam askorbat. Vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran berwarna hijau. Kekurangan vitamin C mengakibatkan skorbutum, pendarahan pada kulit, kerusakan sendi, dan gusi. Untuk menguji kandungan vitamin C pada bahan makanan dapat menggunakan larutan amilum iodida atau biasa juga menggunakan betadine.


B. TUJUAN

  1. Mengetahui kandungan vitamin C jeruk nipis, jambu biji, minuman sari buah, vitamin c tablet, dan tomat
  2. Menghitung kadar vitamin C paa jeruk nipis, jambu biji, minuman sari buah, vitamin C tablet, dan tomat
  3. Mengkomunikasikan peran vitamin C pada tubuh


II. MATERI POKOK

Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit.

Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Buah-buahan, seperti jeruk, merupakan sumber utama vitamin.



Sejarah penemuan

Vitamin C berhasil diisolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan. Albert Szent-Gyorgyi menerima penghargaan nobel dalam fisiologi atau kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini. Selama ini vitamin C atau asam askorbat dikenal perananny dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi. Pada beberapa penelitian lanjutan ternyata vitamin C juga telah terbukti berperan penting dalam meningkatkan kerja otak. Dua peneliti di Texas Woman's University menemukan bahwa murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya dalam darah lebih tinggi ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada yang jumlah vitamin C-nya lebih rendah.


Peranan vitamin C dalam tubuh

Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan.


Vitamin c juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%.

Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat seriawan, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi dengan masalah kesehatan lain, seperti kolesterol tinggi, sakit jantung, artritis (radang sendi), dan pilek.


Konsumsi

Kebutuhan vitamin C memang berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada kebiasaan hidup masing-masing. Pada remaja, kebiasaan yang berpengaruh di antaranya adalah merokok, minum kopi, atau minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti obat antikejang, antibiotik tetrasiklin, antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral. Kebiasaan merokok menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain nikotin senyawa lain yang berdampak sama buruknya adalah kafein. Selain itu stres, demam, infeksi, dan berolahraga juga meningkatkan kebutuhan vitamin C.

Pemenuhan kebutuhan vitamin C bisa diperoleh dengan mengonsumsi beraneka buah dan sayur seperti jeruk, tomat, arbei, stroberi, asparagus, kol, susu, mentega, kentang, ikan, dan hati.


III. METODE PRAKTIKUM dan PEMBAHASAN

TUJUAN

  1. Mengetahui kandungan vitamin C jeruk nipis, jambu biji, minuman sari buah, vitamin c tablet, dan tomat
  2. Menghitung kadar vitamin C paa jeruk nipis, jambu biji, minuman sari buah, vitamin C tablet, dan tomat
  3. Mengkomunikasikan peran vitamin C pada tubuh

ALAT DAN BAHAN


  1. jeruk nipis, jambu biji merah, tomat
  2. pipet tetes
  3. air
  4. Tabung reaksi
  5. Mortar dan penumbuknya
  6. pisau
  7. amilum Iodida atau betadine
  8. vitamin C tablet
  9. Minuman sari buah


CARA KERJA

  1. Ambillah 3 tabung reaksi dan beri label bahan-bahan makanan yang akan diuji
  2. Isilah masing-masing tabung dengan larutan amilum Iodida atau betadine sebanyak 1 ml
  3. Tambahkan tetes demi tetes larutan vitamin C kedalam tabung A sampai warna larutan jernih
  4. Hitung jumlah tetesan yang diperlukan untuk menjernihkan larutan amilum Iodida atau betadine tersebut
  5. Ulangi langkah 3 dan 4 untuk tabung selanjutnya
  6. Catat hasil pengamatanmu pada table hasil pengamatan!


TABEL PENGAMATAN

No

Bahan makanan

Jumlah tetesan

Kadar vitamin C

1

Larutan Vit C

2

100%

2

Sari jeruk nipis

15

13,3%

3

Sari buah tomat

13

15,4%

4

Ekstraks jambu biji

1

200%

5

Minuman sari buah

17

11,8%

6

Saos Tomat ABC

36

5,5%


ANALISIS DATA

  1. Bandingkan jumlah tetesan yang diperlukan dari 2 larutan bahan makanan (sari jeruk
    dan sari tomat). Manakah yang jumlah tetesannya lebih kecil dari jumlah tetesan vitamin C?
  • Jumlah tetesan yang lebih sedikit sampai yang lebih banyak:

(1) Ekstrak jambu biji

(2) Vitamin C tablet

(3) Sari buah tomat

(4) Sari jeruk nipis

(5) Minuman sari buah

(6) Saus tomat

  • Semakin banyak jumlah tetesan berarti semakin sedikit kandungan vitamin C pada
    bahan makanan tersebut.


IV. PENUTUP


KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan beberapa bahan makanan yang dicurigai mengandung Vitamin C, kami menyimpulkan bahwa kandungan vitamin c dari buah jambu biji merah paling tinggi diantara bahan makanan lain yang kami uji kadar vitamin c. Selain itu, kami mengetahui bahwa kadar vitamin c dalam minuman sari buah yang menyatakan bahwa mengandung 100 % vitamin c ternyata kadar vitamin c nya hanya 11, 8% atau tidak sesuai dengan informasi nilai gizi yang tercantum pada kemasan produk. Perlu diketahui bahwa kadar vitamin c pada bahan makanan alami seperti jeruk nipis, tomat, buah jambu biji merah lebih baik dikonsumsi daripada bahan makanan yang mengandung vitamin c tetapi telah tercampur dengan zat adiktif (buatan).


sumber LKS : prestasiherfen.blogspot.com

9 komentar:

pupuji puutut said...

hai alena vanilla :) . saya mau tanya, apakah setelah tabung reaksi ditetesi betadine harus ditetesi dgn air ? soalny ktika sya mencoba.. air tidak kunjung jernih. trims blognya sgt membantu :)

ALENA ALFASIA said...

@pupuji puutut menurut saya tidak perlu. karena air bisa mempengaruhi hasil dari reaksi betadine dengan larutan yang diuji coba.. Hmnn tidak kunjung jernih ya? mungkin ada beberapa kemungkinan. 1) mungkin memang larutan yang diuji coba tidak mengandung vitamin c, 2) kualitas dari betadine itu sendiri sudah tidak bagus lagi. kalo kedua kemungkinan diatas tidak memenuhi syarat, mungkin lebih baik menggunakan amilum iodida saja supaya lebih akurat. terima kasih sudah berkunjung ;)

Anonymous said...

i like it.... good job!!!!!!

tikatiexa.blogspot.com said...

halo mbak alena....
mau tanya kalo suhu tinggikan merusak vitamin c, kan?... terus kalo suhu dingin itu berpengaruh ga ya...?
sebelumnya makasih

Unknown said...

Halo Kak :) Saya Adel Kak. Maaf ganggu kak. Gini saya ada sedikit trouble gitu. Kan saya juga praktikum mengukur kadar Vit C kan Kak. Nah disuruh bikin proposal. Untuk bikin proposal itu, aku ada sedikit kesulitan. Mohon bantuannya Kak :) Gini, di betadine itu ada larutan yang bisa buat ngukur kadar Vit C ta kak? Kalo iya, itu larutan apa? Larutan itu kira2 ada sangkut pautnya sama Vit C nggak? Tolong dijawab ya kak. Makasih. Ini tugas kak. Pentiiing banget

ALENA ALFASIA said...

Betadine itu bahan aktifnya adalah providone iodine 10% atau setara dengan iodine 1%.
Sedangkan, Vitamin C atau asam askorbat, jika ditambahkan iodine, molekulnya akan mengikat molekul iodine karena molekul vitamin C lebih besar daripada molekul iodine.
Semakin banyak kandungan vitamin C pada bahan makanan maka dia akan mengikat molekul zat warna iodine lebih banyak juga, sehingga kalo bahan makanannya banyak vitamin C warna larutannya jadi bening atau keruh, karena tidak ada lagi molekul zat warna iodine yang bebas, alias semuanya sudah diikat oleh molekul vitamin C. Nah, kalo bahan makananya kurang vitamin C, maka molekul zat warna iodine tidak dapat diikat semua, sehingga warna larutannya masih ada warna iodinenya alias gak bisa keruh. Search jurnal : kinetics of the oxidation of vit c

Unknown said...

halo alena,,
ada yg ingin sy tanyakan. dari laporan tsbut, prosedurny tidak memakai air sedangkan sy baca d lporn yg lain ada yg memakai air. yg sy tanyakn:
1. adakah prbdaan yg memakai dan tdk memakai air, dan apa pengaruhny?
2. bgaimana cara menghitung/ menentukan kadar vitamin C?

ALENA ALFASIA said...

Mencoba menjawab pertanyaan dari okto wira :
Untuk prosedur pada praktikum ini saya berperan sebagai praktikan, dan tata laksana bahan alat serta prosedur kerja yang saya lakukan tersebut berdasarkan praktikum yang telah ada disekolah, saya tidak tahu pasti antara perbedaan keduanya.

Mungkin Anda dapat menanyakan pertanyaan ini langsung pada guru biologi saya, Herfen S. pada link berikut ini :
http://prestasiherfen.blogspot.com/2009/02/uji-vitamin-c.html

ALENA ALFASIA said...

Lanjutan :
Sebenarnya pada praktikum, pada bahan makanan uji harus diekstrak dahulu bagi yang padat, dan beberapa seperti tablet vitamin c, dan saos, harus diencerkan terlebih dahulu menggunakan air sehingga konsentrasinya sama. Untuk berapa ml air yang dipakai untuk mengencerkan bahan yang dipakai, terus terang saja saya lupa, karna dlu hanya dituliskan dipapan tulis sekolah dan tidak dimasukkan dalam laporan.