Resensi Buku Nonfiksi (Lomba Duta Baca 2010)

on Sunday 17 April 2011


RESENSI BUKU NONFIKSI

Judul buku : You can change your life : Aim for success

Pengarang : Aaron Lumpkin

Penerbit : Esensi

Tahun terbit : 2006

Jumlah halaman : 124 halaman

Hidup dapat bernilai jika kita sendiri bisa mengubahnya. Kita tidak bisa mengulang hidup karena hidup hanya satu kali. Maka dari itu jangan membuang kesempatan hidup yang hanya satu kali. Sesungguhnya kita semua memiliki potensi untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan membahagiakan. Manusia hidup pasti memilik tujuan. Namun, belum sepenuhnya mereka tahu apa tujuan hidup mereka.

Dua tujuan utama buku ini adalah untuk menyemangati kita untuk memanfaatkan kekuatan kita dan memperluas cara pandang terhadap diri sendiri. Alasan pertama hidup begitu sulit adalah karena orang-orang bersikap seperti adanya. Orang tidak akan bertindak berbeda sampai mereka berubah. Itulah yang menyebabkan bahwa orang menganggap hidup itu sulit, penuh dengan rintangan dan terasa membosankan. Faktanya, ada delapan bahaya besar dalam kehidupan yang tertulis di buku ini yang menghambat kita dalam mencapai tingkat kepuasan diri yang lebih tinggi. Kehidupan adalah pengalaman belajar yang terus-menerus. Jika kita tidak bahagia, ketidakpuasan kita memiliki alasan. Sikap ini tidak mudah diatasi karena tertanam dalam jiwa kita. Namun perlu disadari bahwa kita harus menghindari delapan bahaya besar dalam kehidupan ini.

Buku ini memberitahu pembaca tentang indahnya hidup. Meski dibutuhkan kekuatan dan ketekunan untuk terus melakukan tindakan dalam hidup dan tidak menyerah. Kita perlu mengambil risiko untuk keluar dari mimpi kita. Awal menjalani hidup yang lebih bermakana adalah menyadari bahwa orang menjadi seperti adanya karena alasan tertentu, mereka tidak ditakdirkan seperti itu. Jika kita percaya bahwa kita diciptakan karena suatu alasan, hidup kita akan menjadi sangat penting. Kita harus mengerti bahwa kita semua dibutuhkan untuk membuat dunia berputar. Setiap usaha yang dilakukan manusia pasti ada tantangannya. Tantangannya adalah berusaha menerima diri kita seperti adanya dengan segala kekurangan, cacat, dan kelemahan, di dunia yang mengagungkan kecantikan, kekuatan, pencapaian, pemuasan diri, dan kecukupan diri. Kita harus berenti berusaha menjadi orang lain. Jadilah diri sendiri.

Walaupun terdengar bodoh, kita harus memilih untuk bahagia dan sukses, baik itu masuk akal atau tidak. Kita tidak akan pernah menemukan keadaan yang tepat yang memberi kita kemenangan secara tetap. Sadarilah, hambatan terbesar dalam membuat perubahan positif dalam hidup kita adalah kurangnya dorongan. Banyak dari kita menahan diri karena tidak bisa keluar dari kerangka berpikir kita yang sekarang. Ketika merasa putus asa, kita bertindak seakan tidak ada lagi harapan, dan kita kadang merusak peluang sukses kita sendiri. Kita perlu keberanian yang besar untuk menyadari bahwa kita mungkin tidak berada di jalur yang benar. Sampai Anda berubah atau mempertanyakan keyakinan ini, Anda ditakdirkan untuk hidup berdasarkan pikiran bawah sadar Anda. Ada aturan kesuksesan tertentu yang akan selalu berhasil. Meninggalkannya berarti mengundang masalah. Jika kita ingin mencapai apa pun dalam hidup ini, kita harus maju. Kita harus mengatasi pikiran dan rintangan apa pun yang menghalangi. Kita harus meraih kemenangan. Kunci untuk menemukan makna adalah mengartikan kejadian dalam hidup kita dengan tujuan untuk menemukan makna hidup.

Hidup adalah perjalanan. Sadarilah bahwa jiwa kita tidak berjuang, kita mungkin tidak menjalani kehidupan terbaik yang kita bisa. Kita mungkin tidak berusaha mencapai tingkat kehidupan yang mampu kita capai. Kita harus mencari realitas dan spiritualitas terbaik untuk diri sendiri, keluarga, dan teman. Kita hanya mendapat satu kesempatan hidup. Jika kita membidik kesuksesan, kita akan menemukan kedamainan dan kebahagiaan hidup.

Dalam buku ini penulis mengajak pembaca untuk melihat dunia. Tentang arti sebuah hidup. Karena manusia tidak ada yang sempurna jadi perbaikilah setiap kesalahan yang telah diperbuat untuk mengubah hidup menjadi lebih baik. Buku ini tidak hanya memotivasi pembaca atas tulisannya, disetiap akhir bab, pembaca diajak merenungkan kembali terhadap permasalahan yang telah diulas sehingga bisa membantu pembaca mengintropeksi diri (halaman 8). Disertai dengan contoh cerita kehidupan orang lain, membuat tulisan ini semakin menarik karena dapat memahami permasalahan yang terjadi (halaman 37). Penulis juga menerangkan bahwa ada kehidupan lain setelah masa kini, yang artinya perjuangan hidup bukan hanya untuk masa kini tetapi untuk kehidupan lainnya (halaman 98). Diakhir bab ini penulis memberitahu akan pentingnya spiritualitas dalam diri manusia sebagai salah satu faktor untuk meraih kesuksesan hidup (halaman 118). Selain itu bahasa dalam buku ini mudah dipahami.

Dibalik kelebihan itu pembaca akan sedikit merasa bosan karena tidak adanya ilustrasi yang bisa memberi gambaran tentang pokok yang diulas. Selain itu pembaca diajak untuk berpikir sendiri tentang sesuatu yang dianggap penulis sama dengan pemikirannya (halaman 42 dan halaman 81) padahal belum tentu pemikiran pembaca dan penulis sama karena sudut pandang yang mungkin berbeda.

Buku ini cocok dibaca untuk semua jenis umur dan latar belakang. Terutama yang kurang memahami arti hidup karena buku ini memberi penjabaran kejelekan dan kelebihan manusia, hambatan dan tantangan hidup, serta motivasi untuk lebih menghargai hidup kita sendiri. Sehingga setiap pembacanya akan menyadari bahwa hidup merupakan satu-satunya jalan yang harus ditempuh untuk mencapai hidup yang tiada akhir suatu hari nanti.

Alhamdulillah Resensi ini mendapat Juara Harapan 1 tk. Kaltim

Resensi Buku Fiksi (Lomba Duta Baca 2010)


RESENSI BUKU FIKSI

Judul buku : Azab dan Sengsara
Pengarang : Merari Siregar
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun terbit : 2003
Jumlah halaman : 163 halaman


Ketabahan dan ketakwaan seorang hamba manusia merupakan sifat yang susah untuk diperoleh dalam menjalani hidup yang kian penuh liku. Putus asa pastilah dirasa oleh setiap umat manusia. Namun tidaklah bagi seorang gadis yang diceritakan dalam kisah ini. Dialah Mariamin. Gadis malang yang berperawakan cantik dan berbudi baik itu terus mencoba bertahan dalam kenyataan pahit yang menimpa hidupnya.
Dibawah kemelaratan semenjak ditinggal mati oleh ayahnya, ia membantu ibunya mencari nafkah untuk kebutuhan dirinya, ibu dan adiknya dihari depan. Menggali tanah garapan yang masih tersisa disetiap harinya. Selain itu, janji untuk bersama dalam suatu ikatan pernikahan dengan sahabatnya yang dari kecil itu, Aminu’ddin, yang telah lama ia idam-idamkan akhirnya hanyalah menjadi angan-angan yang menyakitkan yang tak pernah terwujud. Adat yang telah mendarah daging di penduduk kota ini menjadikan ayah Aminu’ddin tidak setuju untuk menikahkan anaknya dengan Mariamin yang dilanda kemelaratan itu sehingga dicarikannya gadis lain yang lebih sederajat untuk dinikahkan dengan Aminu’ddin. Meskipun pada awalnya ayah Mariamin adalah seorang pengusaha di Kampung Sipirok yang sangat kaya. Namun karena keserakahan ayahnya, kini keluarga Mariamin merasakan kesengsaraan yang sangat pedih. Semua orang merasa itulah penderitaan yang seharusnya mereka terima.
Azab pun ia rasakan setelah menikahi seorang pemuda dari tanah jauh Medan bernama Kasibun. Awalnya ia menganggap Kasibun adalah pemuda kaya yang baik budinya. Ternyata tidak. Pernikahan gadis jelita itu inginnya membawa sebuah perubahan bagi kehidupan keluarganya tapi pada kenyataannya hanya membawa kepedihan karena suaminya selalu berlaku kasar kepadanya. Tak kuat dengan perlakuan suaminya itu ia akhirnya memutuskan untuk bercerai dan kembali ke kampung halamannya di Sipirok. Apa daya, hanya sakit dan malulah yang ia bawa sebagai oleh-oleh kepada ibundanya. Di akhir kisah ini hanya diceritakan Mariamin telah meninggal dengan tenang. Nasib telah menjadi suratan takdir Tuhan dan kita sebagai manusia tak dapat menolaknya.
Buku ini membawa pesan yang sangat berarti bagi pembacanya. Di tengah perkembangan zaman, buku ini mampu menyajikan suatu cerita yang sangat menyentuh terutama bagi para orang tua yang masih memberlakukan adat perjodohan dan saling memandang status masyarakat.
Diselingi dengan cerita adat penduduk setempat, penulis berhasil menunjukkan kepada pembaca tentang adat dan kebiasaan yang kurang baik di masyarakat. Diantaranya kisah keserakahan manusia akan nafsunya terhadap manusia lain akan membawa azab bagi dirinya sendiri diakhirat kelak (halaman 42-51). Ada juga kisah lain yang ditulis penulis bahwa orangtua akan melakukan apapun yang terbaik untuk anaknya (halaman 65) meski harus mengorbankan dirinya. Selain itu penulis juga mengajak pembaca agar tidak tertipu oleh kenikmatan dunia dan memuji kebesaran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya melalui syairnya(108-109). Dalam alur cerita ini juga tersurat ketabahan hati Mariamin yang tetap berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa (halaman143). Pembaca pun bertambah wawasannya setelah mendapati bahasa daerah (halaman 25) atau adat suatu suku (halaman 139) yang belum pernah ditemui sebelumnya. Penulis dapat membuat suatu alur yang susah ditebak pada akhir kisahnya. Pesan kehidupan (halaman 126) juga tertuang dalam kisah seorang gadis malang ini.
Penulis menyisipkan kisah demi kisah diluar dari alur cerita ini untuk menyertakan bahwa cerita yang ia tulis ini tidak lepas dari kehidupan nyata yang ada di zaman ini.
Namun ada beberapa alur cerita yang membingungkan karena terlalu seringnya terdapat alur maju-mundur. Selain itu terdapat kekurangan huruf dalam sebuah kata dalam kalimat, sehingga agak menyulitkan pembaca untuk membaca yaitu “anaknda” yang seharusnya dibaca “anakanda” (halaman 112). Ilustrasi yang ditampilkan dalam buku ini cukup memberikan gambaran cerita kepada penulis, tetapi sayangnya ada sebuah gambar yang ditampilkan kurang sesuai dengan cerita yang ditulis (halaman 56). Serta ketidak jelasan tokoh (Mariamin) bagaimana ia meninggal dunia (halaman 163).
Buku ini bersifat universal untuk semua jenis umur maupun latar belakang karena buku ini bercerita tentang kehidupan manusia yang umumnya masih terdapat di tengah manyarakat kita. Syair-syair yang tertulis dalam lembaran buku ini menambah wawasan bagi para penikmat sastra. Buku ini juga bermanfaat sebagai sarana peningkatan ketakwaan karena terdapat unsur keagamaan yaitu tak lupa akan penguasa alam, Tuhan Yang Maha Sempurna.

Alhamdulillah Resensi ini mendapat Juara Harapan 1 tk. Kaltim.