Sahabat Sepanjang Masaku

on Friday 26 August 2011

Sahabat Sepanjang Masaku


Tawamu mengingatkanku

Senyummu menyejukkanku

Suaramu menggetarkanku

Tingkahmu menggerakkan tingkahku


Perjalanan hidupmu mengingatkanku

Tentang waktu yang dulu

Selalu ku merindu

Tentang masa yang lalu


Tawamu, candamu, tingkahmu

Tertinggal dibenakku

Perjuanganmu, prestasimu, keberanianmu

Membekas disekelilingmu


Kepergianmu menyadarkanku

Kata-kata terakhirmu

Kepergianmu mengingatkanku

Pesan-pesan terakhirmu

Kepergianmu memberikanku waktu

Untuk pertemuan terakhirmu


Tak akan ku lupakan kenangan bersamamu

Untukmu, wahai saudaraku

Untukmu, wahai temanku

Untukmu, wahai sahabatku


Alm. Muhammad Yusufa Sagara

Alm. Afiq Rashif


Sahabat sepanjang masaku

Laporan Praktikum Uji Vitamin C

on Wednesday 3 August 2011
Laporan ini dibuat ketika saya masih duduk di kelas XI. Daripada hanya tersimpan sebagai file, mungkin lebih baik dipublikasikan kepada teman-teman sebagai salah satu referensi pelajaran, khususnya biologi di SMA YPVDP :).. Mohon maaf kalo ada kekurangan ya.. Semoga bermanfaat!


LAPORAN PRAKTIKUM

Hari/tanggal praktikum : Rabu, 18 Januari 2011

Tempat : Ruang Biologi (Ruang C)

Pembimbing : Dra. Herfen Suryati

Judul Praktikum : Uji Vitamin C pada Makanan

Pemakalah :

  1. Afina Alfasia
  2. Indira Dayang Mahdayana
  3. Helwin Andrealin

Kelas : XI IPA 1


I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Vitamin adalah suatu zat organik yang diperlukan tubuh sebagai pengaturan proses fisiologis tubuh. Walaupun diperlukan dalam jumlah sedikit tetapi fungsinya tidak dapat digantikan dengan zat-zat lain.


Vitamin C disebut juga asam askorbat. Vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran berwarna hijau. Kekurangan vitamin C mengakibatkan skorbutum, pendarahan pada kulit, kerusakan sendi, dan gusi. Untuk menguji kandungan vitamin C pada bahan makanan dapat menggunakan larutan amilum iodida atau biasa juga menggunakan betadine.


B. TUJUAN

  1. Mengetahui kandungan vitamin C jeruk nipis, jambu biji, minuman sari buah, vitamin c tablet, dan tomat
  2. Menghitung kadar vitamin C paa jeruk nipis, jambu biji, minuman sari buah, vitamin C tablet, dan tomat
  3. Mengkomunikasikan peran vitamin C pada tubuh


II. MATERI POKOK

Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit.

Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Buah-buahan, seperti jeruk, merupakan sumber utama vitamin.



Sejarah penemuan

Vitamin C berhasil diisolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan. Albert Szent-Gyorgyi menerima penghargaan nobel dalam fisiologi atau kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini. Selama ini vitamin C atau asam askorbat dikenal perananny dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi. Pada beberapa penelitian lanjutan ternyata vitamin C juga telah terbukti berperan penting dalam meningkatkan kerja otak. Dua peneliti di Texas Woman's University menemukan bahwa murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya dalam darah lebih tinggi ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada yang jumlah vitamin C-nya lebih rendah.


Peranan vitamin C dalam tubuh

Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan.


Vitamin c juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%.

Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat seriawan, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi dengan masalah kesehatan lain, seperti kolesterol tinggi, sakit jantung, artritis (radang sendi), dan pilek.


Konsumsi

Kebutuhan vitamin C memang berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada kebiasaan hidup masing-masing. Pada remaja, kebiasaan yang berpengaruh di antaranya adalah merokok, minum kopi, atau minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti obat antikejang, antibiotik tetrasiklin, antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral. Kebiasaan merokok menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain nikotin senyawa lain yang berdampak sama buruknya adalah kafein. Selain itu stres, demam, infeksi, dan berolahraga juga meningkatkan kebutuhan vitamin C.

Pemenuhan kebutuhan vitamin C bisa diperoleh dengan mengonsumsi beraneka buah dan sayur seperti jeruk, tomat, arbei, stroberi, asparagus, kol, susu, mentega, kentang, ikan, dan hati.


III. METODE PRAKTIKUM dan PEMBAHASAN

TUJUAN

  1. Mengetahui kandungan vitamin C jeruk nipis, jambu biji, minuman sari buah, vitamin c tablet, dan tomat
  2. Menghitung kadar vitamin C paa jeruk nipis, jambu biji, minuman sari buah, vitamin C tablet, dan tomat
  3. Mengkomunikasikan peran vitamin C pada tubuh

ALAT DAN BAHAN


  1. jeruk nipis, jambu biji merah, tomat
  2. pipet tetes
  3. air
  4. Tabung reaksi
  5. Mortar dan penumbuknya
  6. pisau
  7. amilum Iodida atau betadine
  8. vitamin C tablet
  9. Minuman sari buah


CARA KERJA

  1. Ambillah 3 tabung reaksi dan beri label bahan-bahan makanan yang akan diuji
  2. Isilah masing-masing tabung dengan larutan amilum Iodida atau betadine sebanyak 1 ml
  3. Tambahkan tetes demi tetes larutan vitamin C kedalam tabung A sampai warna larutan jernih
  4. Hitung jumlah tetesan yang diperlukan untuk menjernihkan larutan amilum Iodida atau betadine tersebut
  5. Ulangi langkah 3 dan 4 untuk tabung selanjutnya
  6. Catat hasil pengamatanmu pada table hasil pengamatan!


TABEL PENGAMATAN

No

Bahan makanan

Jumlah tetesan

Kadar vitamin C

1

Larutan Vit C

2

100%

2

Sari jeruk nipis

15

13,3%

3

Sari buah tomat

13

15,4%

4

Ekstraks jambu biji

1

200%

5

Minuman sari buah

17

11,8%

6

Saos Tomat ABC

36

5,5%


ANALISIS DATA

  1. Bandingkan jumlah tetesan yang diperlukan dari 2 larutan bahan makanan (sari jeruk
    dan sari tomat). Manakah yang jumlah tetesannya lebih kecil dari jumlah tetesan vitamin C?
  • Jumlah tetesan yang lebih sedikit sampai yang lebih banyak:

(1) Ekstrak jambu biji

(2) Vitamin C tablet

(3) Sari buah tomat

(4) Sari jeruk nipis

(5) Minuman sari buah

(6) Saus tomat

  • Semakin banyak jumlah tetesan berarti semakin sedikit kandungan vitamin C pada
    bahan makanan tersebut.


IV. PENUTUP


KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan beberapa bahan makanan yang dicurigai mengandung Vitamin C, kami menyimpulkan bahwa kandungan vitamin c dari buah jambu biji merah paling tinggi diantara bahan makanan lain yang kami uji kadar vitamin c. Selain itu, kami mengetahui bahwa kadar vitamin c dalam minuman sari buah yang menyatakan bahwa mengandung 100 % vitamin c ternyata kadar vitamin c nya hanya 11, 8% atau tidak sesuai dengan informasi nilai gizi yang tercantum pada kemasan produk. Perlu diketahui bahwa kadar vitamin c pada bahan makanan alami seperti jeruk nipis, tomat, buah jambu biji merah lebih baik dikonsumsi daripada bahan makanan yang mengandung vitamin c tetapi telah tercampur dengan zat adiktif (buatan).


sumber LKS : prestasiherfen.blogspot.com

Laporan Praktikum Sistem Ekskresi

Laporan ini dibuat ketika saya masih duduk di kelas XI. Daripada hanya tersimpan sebagai file, mungkin lebih baik dipublikasikan kepada teman-teman sebagai salah satu referensi pelajaran, khususnya biologi di SMA YPVDP :).. Mohon maaf kalo ada kekurangan ya.. Semoga bermanfaat!

LAPORAN PRAKTIKUM

Hari/tanggal praktikum : Rabu, 23 Februari 2011

Tempat : Ruang Biologi (Ruang W)

Pembimbing : Dra. Herfen Suryati

Judul Praktikum : Urinalisis

Pemakalah :

  1. Afina Alfasia
  2. Indira Dayang Mahdayana
  3. Helwin Andrealin

Kelas : XI IPA 1


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap harinya ginjal manusia bekerja menyaring darah dan menghasilkan urin. Urin yang dihasilkan setiap manusia berbeda-beda tergantung dari jumlah air yang dikonsumsi, suhu serta tekanan yang dialami seseorang. Nah, dalam kehidupan sehari-hari kita mengetahui bahwa urin manusia rata-rata berwarna kuning dan sedikit berbau. Apa saja yang menjadi kandungan dalam urin tersebut? Apakah berbahaya jika seseorang tidak mengeluarkan urin dalam sehari?

Dalam percobaan kali ini kita akan mengetahui ada atau tidaknya kandungan Glukosa, Protein dan endapan klorida dalam urin, dimana dari beberapa uji tersebut kita mengetahui tingkat kesehatan ginjal seseorang.


B. Tujuan

1. Mengetahui ada atau tidaknya glukosa dalam urin

2. Mengetahui ada atau tidaknya protein dalam urin

3. Mengetahui ada atau tidaknya endapan klorida dalam urin

4. Mengetahui rata-rata pH urin


II. MATERI POKOK

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk mem-buang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.


Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental ber-warna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.


Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolism le-mak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb)

Volume urin normal per hari adalah 900 – 1200 ml, volume tersebut dipengaruhi banyak faktor di antaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah air minum, hormon ADH, dan emosi.

Interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.

a. Keruh. Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel epithel, lemak, atau Kristal-kristal mineral.

b. Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh efek samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula, warna ini juga bisa digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat.

c. Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis atau serosis.

d. Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang banyak ter-dapat dalam minuman berenergi.


III. METODE PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

Alat dan bahan:

  1. Urin segar
  2. Lampu bunsen
  3. Kertas Lakmus (indicator universal)
  4. Penjepit tabung reaksi
  5. Tabung reaksi
  6. Biuret / millon
  7. Pipet tetes
  8. AgNO3 10 %


Cara kerja:

1. Uji pH Urine

  1. Masukkan urin sebanyak 2 ml kedalam tabung reaksi
  2. Celupkan kertas indicator universal ke dalam urin
  3. Cocokkan perubahan warna kertas indikator dengan warna standart pH
  4. Catat hasil pengamatanmu


2. Uji kandungan Glukosa urine

  1. Masukkan urin sebanyak 2 ml kedalam tabung reaksi
  2. Tambahkan 15 tetes reagen benedict ke dalam urin
  3. Panaskann selama 1 – 2 menit
  4. Amati perubahan warna dan endapan yang terjadi

a. Hijau : kadar glukosa 1 %

b. Merah : kadar glukosa 1,5 %

c. Orange : kadar glukosa 2 %

d. Kuning : kadar glukosa 5 %


3. Uji Protein urin


  1. Masukkan urin sebanyak 2 ml kedalam tabung reaksi
  2. Tambahkan 8 tetes larutan reagen biuret
  3. Amati perubahan warna yang terjadi
  4. Catat dalam tabel hasil pengamatan

4. Uji Kandungan Klorida (Cl)

  1. Masukkan 5 ml urin dalam tabung reaksi
  2. Tambahkan 5 tetes larutan AgNO3 10% ke dalam urin
  3. Amati perubahan yang terjadi, adanya endapan putih menunjukkan adanya klorida radikal dalam urin


Tabel Hasil Pengamatan

No

Nama

Tes / Uji

pH

Glukosa

Protein

Klorida

Warna

1

Siswa A

5

0%

Tidak ada

Ada endapan

Ion potassium

2

Siswa B

6

0%

Tidak ada

Ada endapan

urea


Pertanyaan

1. Berapakah pH rata-rata dari urin yang di uji? dan berikan interpretasimu arti nilai pH urin tersebut!

Setelah kami melakukan pengujian kandungan urine, ternyata pH rata-rata dari urine yang kami uji adalah : 5/2 + 6/2 = 11/2 = 5,5


Nilai pH suatu urine dapat pula dijadikan penentu normal atau tidaknya urine tersebut, pH urine yang normal berkisar antara 4,8 – 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkon-sumsi banyak protein, dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Urine yang telah melewati temperatur ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas bakteri dan orang yang vegetarian urinenya juga sedikit alkali. Jadi, pH urine sempel di atas, termasuk pH urine yang normal.


2. Penyakit apa sajakah yang terindikasi jika kadar gula urin positif?

Jika kadar gula pada urine positif, maka dapat teridentifikasi penyakit. Penyakit - penyakit tersebut adalah sebagai berikut :

a. Glikosuria, ini disebabkan adanya kerusakan pada tabung ginjal.

b. Diabetes Melitus (Kencing Manis), disebabkan karena pangkreas tidak menghasilkan atau

hanya menghasilkan sedikit sekali insulin. Insulin adalah hormon yang mampu mengubah

glukosa menjadi glikogen sehingga mengurangi kadar gula dalam darah. Selain itu, insulin

juga membantu jaringan tubuh menyerap glukosa sehingga dapat digunakan sebagai

sumber energi. Penyakit ini menyebabkan penderitenya sering buang air kecil, cepat haus

dan lapar, serta menimbulkan masalah pada metabolism lemak dan protein.


3. Dari manakah asal klorida yang terdapat dalam urine?

Na+ difiltrasi dalam jumlah besar tetapi ia akan mengalami transpor secara aktif di semua bagian nefron kecuali pada bagian ansa Henle yang tipis. Dalam keadaan normal, 96% sampai 99% Na+ yang difiltrasi akan direabsorpsi. Sebagian besar Na+ akan direabsorpsi bersama-sama dengan klorida (Cl-) tetapi sejumlah kecil akan direabsorpsi secara aktif dalam hubungannya dengan sekresi K+. Klorida dikeluarkan dalam bentuk NaCl dan hampir seluruhnya berasal dari NaCl ma-kanan, jadi pengeluaran nya tergantung pada banyaknya NaCl yang masuk.


4. Jelaskan apakah klorida harus selalu ada dalam urin?

Ya, harus. suatu urine apabila tidak mengandung klorin, maka urine tersebut termasuk urine yang tidak normal. Klorida harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Karena apabila klorida berada dalam tubuh terus-menerus, maka akan terjadi suatu penyakit. Klorida bersifat racun apabila dipendam dalam tubuh. Klorida dikeluarkan bersama urine yang berionisasi dengan Na+. Maka dari itu, urine rasanya asin.


5. Jelaskan hubungan antara kadar protein dalam urin dengan kesehatan!

Ternyata apabila urine mengandung protein berarti orang yang memiliki urine tersebut mengalami kebocoran protein, yaitu penyakit sebagai berikut :

Sindroma Nefrotik dan FSGS. Pertama-tama, penyakit ini nama lengkapnya adalah FSGS (Focal Segmental Glomerulo sclerosis). Penyakit ini sekitar 70-80% muncul sebagai sindroma nefrotik, yaitu suatu sindroma (kumpulan gejala) yang terdiri dari :


  1. Bengkak di tungkai / kaki, mata, bisa juga pada perut (ascites).
  2. Kebocoran protein di urin yang tinggi, lebih dari 3 g/urine 24 jam (Normal 150 mg/urine 24 jam).
  3. Kadar albumin darah yang rendah yaitu kurang dari 3 g/dl.
  4. Kolesterol darah yang tinggi.

Penyebab Sindroma Nefrotik 80 % disebabkan penyakit saringan ginjal (Glomerulo Nephritis), sedangkan 20% karena penyakit lain, antara lain Kencing Manis, Penyakit Lupus, Hepatitis dsb.

Proteinuria. Kebocoran protein di urine yang terjadi melalui saringan ginjal bersifat nefrotoksis ("racun" terhadap ginjal) artinya secara bertahap akan merusak ginjal. Proteinuria ini merangsang proses inflamasi di pipa tubulus dan akhirnya membuat jaringan ginjal menjadi jaringan parut (fibrosis). Makin banyak proteinuria, makin berat proses kerusakannya.


6. Rumuskanlah kesimpulanmu tentang eksperimen ini

Kesimpulannya adalah, kedua sampel urine tersebut memiliki pH yang normal. Kedua urine tidak mengandung glukosa. Jadi, apabila dalam suatu urine mengandung glukosa, maka orang yang memiliki urine tersebut mengidap penyakit Glikosuria atau mungkin Diabetes Melitus, itu tergantung di bagian mana kerusakannya dan juga gejala-gejalanya. Asal klorida adalah dari peng-reabsorpsian ion Cl- secara pasif di bagian Tubulus Kontortus Distal dan terjadi sekresi aktif ion Cl- di bagian lengkung henle. Klorida harus ada pada urine, karena apabila tidak, maka urine tersebuttermasuk urine yang tidak normal. Sebaliknya, apabila dalam urine terkandungProtein, maka urine tersebut termasuk urine yang tidak normal. Te-patnya adalah, sudah terjadi kerusakan di bagian organ tertentu. Seperti yang kami jelaskan di atas.


Setelah kami melakukan praktek pengujian kandungan urine ini, kami menjadi tahu berbagai hal mengenai kandungan dan juga penyakit-penyakitnya.


VI. PENUTUP

A.Saran

  • Urin untuk digunakan praktek harus menggunakan urin pertama pada pagi hari. Karena urin pertama pada pagi hari merupakan urin yang tidak dipengaruhi oleh aktivitas maupun makanan sehingga data praktek menggunakan urin tersebut bisa akurat

Sumber LKS : prestasiherfen.blogspot.com

SC.S


DOKUMENTASI