Laporan Praktikum Jaringan dan Organ Tumbuhan

on Sunday 31 July 2011
Laporan ini dibuat ketika saya masih duduk di kelas XI. Daripada hanya tersimpan sebagai file, mungkin lebih baik dapat dipublikasikan kepada teman-teman sebagai salah satu referensi pelajaran, khususnya biologi di SMA YPVDP :).. Mohon maaf kalo ada kekurangan ya.. Semoga bermanfaat!

LAPORAN PRAKTIKUM


Hari/tanggal praktikum : Kamis, 18 Agustus 2010

Tempat : Laboratorium Biologi (Ruang C)

Pembimbing : Dra. Herfen Suryati

Judul Praktikum : Pengamatan jaringan epidermis dan pengamatan organ pada tumbuhan

Pemakalah : Afina Alfasia

Indira Dayang Mahdayana

Magda Dwi Apriani

Reza Rizky Amalia

Kelas : XI IPA 1
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tubuh makhluk hidup tersusun atas jutaan sel. Sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama membentuk suatu jaringan. Beberapa macam jaringan akan membentuk suatu organ. Kumpulan bermacam-macam organ membentuk suatu sistem organ. Akhirnya, beberapa macam sistem organ saling melengkapi dan bekerja sama untuk membentuk suatu individu makhluk hidup. Namun, pada tumbuhan tidak terdapat sistem organ. Petumbuhan hanya sampai pada organ kemudian membentuk satu individu tumbuhan.
Pada praktikum kali ini kami mencoba mengamati jaringan epidermis dan organ pada tumbuhan. Kami ingin mengetahui berbagai macam bentuk jaringan epidermis beserta modifikasinya dan bentuk organ pada tumbuhan dikotil dan monokotil.

B. RUMUSAN MASALAH
  1. Bagaimana bentuk jaringan epidermis pada tumbuhan?
  2. Bagaimana bentuk-bentuk modifikasi dari epidermis pada tumbuhan?
  3. Bagaimana struktur akar, batang, daun?
  4. Apa perbedaan bentuk akar dikotil dengan monokotil?
  5. Apa perbedaan bentuk batang dikotil dengan monokotil?
  6. Dimanakah letak jaringan epidermis dan jaringan pengangkut?

C. TUJUANTautan
  1. Mengamati bentuk jaringan epid ermis daun
  2. Mengamati bentuk stomata, kutikula, bulu akar dan trikoma
  3. Mengamati dan mengenali struktur akar, batang dan daun
  4. Mengenali nama-nama struktur penyusun akar, batang dan daun
  5. Menunjukkan letak jaringan epidermis, dan jaringan pengangkut pada akar, batang dan daun
  6. Membedakan secara anatomi bentuk akar dikotil dengan monokotil dan batang dikotil dengan monokotil
  7. Mengamati dan mengenali jaringan meristem

II. MATERI POKOK
Jaringan pada Tumbuhan
Tumbuhan memiliki berbagai jenis jaringan yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi jaringan meristem dan jaringan dewasa.

a.
Jaringan meristem

Jaringan meristem adalah jaringan embrional (jaringan muda) yang sel-selnya selalu aktif melakukan pembelahan secara mitosis.
(1). Meristem primer : berasal langsung dari jaringan embrional.
(2). Meristem sekunder : berasal dari jaringan dewasa yang mengalami diferensiasi.

b. Jaringan dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang tersusun oleh sel-sel yang tidak aktif membelah lagi.
(1). Jaringan epidermis
Jaringan epidermis tumbuhan merupakan yang tersusun oleh satu lapis sel yang rapat. Epidermis menutupi organ akar, batang dan daun. Pada akar dan daun epidermisnya dilindungi oleh zat kimia (kutikula) yang berfungsi mengurangi penguapan. Pada epidermis akar termodifikasi menjadi bulu-bulu akar. Beberapa organ daun epidermisnya juga terdapat struktur tambahan berupa stomata untuk tempat difusi gas dan trikoma, pada epidermis batang terdapat lentisel. Sel-sel epidermis berwarna putih transparan, karena tidak mengandung kloroplas.
(2). Jaringan parenkim : jaringan dasar.
(3). Jaringan penguat : sebagai penyokong/penguat tegaknya tumbuhan.
(4). Jaringan pengangkut :
- xilem : mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar ke batang tumbuhan dan daun
- floem : memindahkan gula hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan
(5). Jaringan periderm

Organ pada tumbuhan
Tumbuhan memiliki 3 organ utama, yaitu akar, batang, dan daun, serta organ modifikasi yaitu umbi, buah, dan bunga. Organ tumbuhan tersusun oleh kumpulan jaringan.

III. METODE PRAKTIKUM dan PEMBAHASAN
A. PENGAMATAN JARINGAN EPIDERMIS
Tujuan:
1. Mengamati bentuk jaringan epidermis daun
2. mengamati bentuk stomata, kutikula, bulu akar dan trikoma

Alat dan bahan :








1. daun adam hawa
2. daun durian (daun yang permukaannya kasar, berambut atau berbulu)
3. akar bawang merah
4. daun nangka (daun yang permukaannya mengkilat)
5. Mikroskop
6. kaca objek dan penutup
7. air
8. pipet
9. petridish
10. lup

Cara kerja :
1. Mengamati bentuk epidermis dan stomata
  • ambil daun adam hawa, dengan permukaan yang berwarna hijau di atas dan permukaan daun yang berwarna merah di bawah
  • sobeklah daun tersebut dengan arah sobekan yang berlawanan hingga di dapat sisa dari sobekan yang berwarna merah
  • potong sissa sobekan, dan letakkan di atas kaca benda yang telah di beri air
  • letakkan di bawah mikroskop dan amati dengan perbesaran: lensa okuler 12.5 dan lensa objektif 0.25
  • gambarkan bagaimana bentuk sel-sel epidermis dan beberapa stomata

2. Mengamati bulu akar
  • letakkan perangkat tanaman bawang merah (bawang merah telah di tumbuhkan selama 5 hari dalam medium air) di tempat yang terang
  • arahkan lup ke arah akar-akar tersebut, amati bulu-bulu halus yang terdapat di sekitar pertengahan akar
  • gambarkan hasil pengamatanmu!





3. Mengamati trikoma


  • ambil daun durian, dengan menggunakan silet yang tajam, irislah secara melintang hingga di dapatkan irisan yang sangat tipis dan transparan
  • letakkan irisan tersebut di atas kaca benda yang telah di beri setetes air dan tutup dengan kaca penutup
  • amati di bawah mikroskop dengan perbesaran okuler 12,5 dan objektif 0,25
  • gambarkan hasil pengamatanmu



4. Mengamati kutikula
  • ambil daun nangka, dengan menggunakan silet yang tajam, irislah secara melintang hingga di dapatkan irisan yang sangat tipis dan transparan
  • letakkan irisan tersebut di atas kaca benda yang telah di beri setetes air dan tutup dengan kaca penutup
  • amati di bawah mikroskop dengan perbesaran okuler 12,5 dan objektif 0,25
  • gambarkan hasil pengamatanmu

Tabel hasil Pengamatan


Pertanyaan !
1. Bagaimana bentuk dan susunan sel-sel yang menyusun jaringan epidermis?


  • Sel berbentuk segienam atau pipih memanjang tersusun atas sel-sel rapat, tidak memiliki ruang antarsel, dinding-dinding selnya tidak rata, dan tidak berwarna (transparan) yang menandakan tidak mengandung klorofil.

2. Berdasarkan hasil pengamatanmu, di bagian permukaan mana stomata bisa kamu temukan?
  • Dibagian permukaan atas daun

3. Sebutkan komponen-komponen yang membentuk sebuah stomata!

  • Sel penjaga
  • Sel tetangga
  • Celah dinding sel dalam
  • Kloroplas
  • Dinding sel luar

4. Bagaimana bentuk dan ukuran bulu akar?
  • kecil dan tipis
5. Jelaskan bagaiman proses terbentuknya bulu akar!
  • Rambut akar berasal dari sel-sel akar epidermis yang terletak pada ujung akar yang bermodifikasi atau tonjolan dinding sel epidermis.

6. Apakah semua daun mempunyai kutikula dan trikoma? Jelaskan jawabanmu!
  • tidak setiap daun memiliki trikoma dan kultikula. Keberadaan kutikula dan trikoma hanya pada jenis tanaman tertentu yang memang dibutuhkan sebagai akibat dari adaptasi tumbuhan terhadap alam sekitar.

7. Apa fungsi trikoma pada daun?
  • Fungsi trikoma pada daun adalah mencegah penguapan terlalu besar.

8. Rumuskanlah kesimpulanmu tentang percobaan ini!
  • Jaringan epidermis pada tumbuhan terletak pada bagian paling luar sel. Sel epidermis berbentuk segienam, tidak memiliki ruang antarsel (sel rapat), dan transparan yang menandakan tidak mengandung kloroplas. Modifikasi sel epidermis berupa stomata yang terletak pada bagian bawah daun berfungsi sebagai tempat pertukaran gas, kultikula (lapisan lilin) berfungsi mengurangi penguapan pada daun, trikoma berfungsi mencegah penguapan terlalu besar pada daun dan bulu akar berfungsi memperluas area penyerapan pada akar.

B. PENGAMATAN ORGAN TUMBUHAN
Tujuan:
1. mengamati dan mengenali struktur akar, batang dan daun
2. mengenali nama-nama struktur penyusun akar, batang dan daun
3. menunjukkan letak jaringan epidermis, dan jaringan pengangkut pada akar, batang dan daun
4. Membedakan secara anatomi bentuk akar dikotil dengan monokotil dan batang dikotil dengan monokotil
5. mengamati dan mengenali jaringan meristem

Alat dan bahan
1. akar dan batang tumbuhan jagung muda (ditanam dari biji selama 2 minggu)
2. akar dan batang tumbuhan kacang hijau muda (ditanam dari biji selama 2 minggu)
3. kaca objek dan penutup
4. pinset
5. pipet tetes
6. silet
7. petridish

Cara kerja:
1. mengamati akar dikotil dengan monokotil
  1. ambil bagian pangkal dari akar jagung, iris tipis secara melintang
  2. letakkan irisan tipis dan transparan potongan akar jagung di atas kaca benda yang telah diberi setetes air dan tutup dengan kaca penutup
  3. amati dibawah mikroskop dengan perbesaran okuler 12,5 dan objektif 0,25
  4. gambar hasil pengamatan di tabel hasil pengamatan
  5. ulangi langkah yang sama untuk akar tanaman kacang hijau

2. Mengamati batang dikotil dan monokotil
  1. ambil bagian pangkal dari batang jagung, iris tipis secara melintang
  2. letakkan irisan tipis dan transparan potongan batang jagung di atas kaca benda yang telah diberi setetes air dan tutup dengan kaca penutup
  3. amati dibawah mikroskop dengan perbesaran okuler 12,5 dan objektif 0,25
  4. gambar hasil pengamatan di tabel hasil pengamatan
  5. ulangi langkah yang sama untuk batang tanaman kacang hijau

3. Mengamati daun
  1. ambil daun adam hawa, iris secara melintang hingga mendapatkan irisan yang tipis dan transparan
  2. letakkan irisan tipis daun adam hawa di atas kaca benda, tutup dengan kaca penutup
  3. amati dibawah mikroskop dengan pembesaran okuler 12,5 dan objektif 0,25
  4. gambar hasil pengamatan di tabel hasil pengamatan

4. Mengamati jaringan meristem akar bawang
  1. ambil ujung akar bawang
  2. letakkan di atas kaca benda yang telah di tetesi air
  3. tutup dengan kaca penutup dan tekan secara perlahan dengan menggunakan pulpen hingga akar bawang menjadi agak pipih
  4. amati dibawah mikroskop dengan perbesaran okuler 12,5 dan objektif 0,25
  5. gambarkan hasil pengamatanmu di tabel hasil pengamatan

Tabel hasil pengamatan



Pertanyaan
1. Apakah terdapat perbedaan antara bentuk akar jagung dengan akar kacang hijau?
  • Ya terdapat perbedaan. Susunan jaringan pengangkut pada akar jagung (monokotil) tersebar sedangkan pada akar kacang hijau (dikotil) teratur.
Jaringan
Akar kacang hijau (Dikotil)
Akar jagung (monokotil)
Xilem
Berbentuk bintang di pusat, tersusun radial/ membentuk jari-jari bersama dengan floem
Berdekatan dengan floem
Floem
Di antara jari-jari yang dibentuk oleh xilem, dipisahkan oleh kambium
Berdekatan dengan xilem, tidak dipisahkan oleh kambium

2. Dimanakah letak jaringan parenkima di dalam organ akar dan batang?
  • Batang : diantara jaringan epidermis dan empulur
  • Akar : terletak pada korteks dan empulur akar

3. Apakah terdapat perbedaan antara bentuk batang jagung dengan batang kacang hijau?
  • Ya terdapat perbedaan. Susunan berkas pengangkut pada batang kacang hijau teratur, sedangkan pada batang jagung tersebar.
Batang kacang hijau (Dikotil)
Batang Akar jagung (monokotil)
Disebelah dalam epidermis terdapat korteks dan stele
Disebelah dalam epidermis terdapat meristem dasar yang pembagiannya belum begitu jelas
Berkas pembuluh terletak di bagian dalam perisikel, memiliki kambium
Berkas pembuluh tersebar pada meristem dasar, dilindungi sarung berkas pengangkut, tidak memiliki kambium

4. Bagaimanakah letak jaringan pengangkut pada batang kacang hijau dengan batang jagung?
  • Pada batang jagung (monokotil) letak xylem berdampingan dengan floem (berselang-seling).
  • pada batang kacang hijau (dikotil) xylem terletak disebelah dalam kambium dan floem sebelah luar kambium.

5. Apakah yang dimaksud dengan mesofil daun? Apa jenis jaringan yang membentuk mesofil daun?
  • Jaringan dasar pengisi daun/daging daun yang terletak diantara epidermis atas dan epidermis bawah.
  • Jaringan palisade (jaringan tiang) dan jaringan spons (bunga karang).

6. Rumuskan kesimpulanmu tentang percobaan ini!
Tumbuhan memiliki tiga organ penyusun tubuh yaitu akar, batang, dan daun. Pada organ akar dan batang ada perbedaan letak berkas pengangkut (letak xylem dan floem) pada tumbuhan dikotil dan monokotil. Mesofil Daun merupakan daging daun yang terletak diantara epidermis atas dan bawah yang terbentuk dari jaringan palisade dan jaringan spons.

III. PENUTUP
A. SARAN
  • Waktu dalam percobaan ini sebaiknya lebih dimanfaatkan lagi.
  • Irisan (daun adam hawa, akar dan batang kacang hijau, akar dan batang jagung) untuk preparat sebaiknya diiris setipis mungkin supaya sel/jaringan yang terlihat pada mikroskop tidak terlihat seperti menumpuk. Sehingga bisa diamati dengan jelas.

SUMBER LKS : prestasiherfen.blogspot.com

DOKUMENTASI






Resensi Seri Ide Besar Einstein & Relativitas



RESENSI BUKU NONFIKSI
oleh Afina Alfasia

Judul buku : Seri Ide Besar Einstein & Relativitas

Pengarang : Paul Strathen

Penerbit : Erlangga

Tahun terbit : 2003

Jumlah halaman : vii + 94 halaman


“E = mc2, di mana E adalah energi yang dilepaskan, m adalah massa, dan c adalah kecepatan cahaya.” (halaman 52)

Inilah kunci dari beberapa masalah yang telah mengganggu para ilmuwan selama sekian lama. Rumus ini bisa menjelaskan bagaimana matahari dan bintang-bintang bisa memancarkan energi kalor dan cahaya dalam jumlah yang begitu besar selama jutaan tahun. Rumus ini pulalah yang dapat menghasilkan bom atom yang kemudian dijatuhkan dari atas kota Hiroshima pada tahun 1945.


Tidak disangka, sebuah rumus sederhana itu tercipta dari pemikiran-pemikiran yang sangat sulit dan membutuhkan waktu dua puluh tahun untuk bisa dibuktikan. Rumus itu mampu mengubah pandangan manusia tentang dunia dan alam semesta. Pencipta rumus ini terlahir dari keturunan Yahudi, di sebuah kota kecil di Jerman selatan, pada 14 Maret 1879. Dialah Albert Einstein. Seseorang yang penuh dengan pertanyaan dari sebuah masalah sederhana, tidak disangka menjadi sebuah penemu terbesar dalam sejarah manusia. Bermula dari sebuah pertanyaan “Bagaimana kemagnetan bisa melintasi ruang?” yang membuatnya tidak bisa tidur karena memikirkan persoalan yang belum terjawab oleh ayahnya itu.


Einstein sebenarnya tidak lahir dari keluarga kaya yang mampu membiayai seluruh pendidikannya. Ayahnya telah dua kali bangkrut atas bisnisnya. Ayahnya pula yang menginginkannya untuk bergabung dalam bisnis keluarga. Namun karena keengganan Einstein yang terlihat tidak tertarik pada teknik melainkan tertarik pada fisika dan matematika, membuat Hermann Einstein, ayahnya, tidak lagi memaksanya untuk terlibat dalam bisnis keluarga. Tanpa tindakan “kebijaksanaan” ini, teori-teori tentang relativitas barangkali tidak akan pernah muncul (halaman 9). Einstein seringkali benci pada peraturan yang harus ditaati di sekolahnya. Karena ia lebih memikirkan metodenya sendiri dibandingkan mematuhi perintah, pada saat mengikuti sebuah eksperimen, peralatan yang dipegangnya meledak dan melukai tangannya. Itulah salah satu ciri khas Einstein, suka memakai caranya sendiri.


Pada tahun 1903, ia menikah dengan Mileva Maric, wanita pertama di Prancis yang menerima gelar doktor dalam semua bidang dan dikemudian hari dikaruniai dua orang putra (halaman 21). Selama pernikahannya dengan Mileva, ternyata ia tetap menomorsatukan penelitian ilmiahnya. Ia telah menghasilkan beberapa karya ilmiah dan salah satunya menjelaskan relativitas khusus. Sebagian besar metode Einstein tidak melalui eksperimen, melainkan teori. Beberapa penelitipun kagum sekaligus bingung. Einstein mengklaim bahwa teorinya dapat menjelaskan alam semesta, tetapi semua yang disajikan hanyalah perhitungan matematis (halaman 66). Tekanan demi tekanan, yang terutama disebabkan karena terlalu berkonsentrasi pada karya intelektual, membuat tenaga Einstein terkuras habis. Sebelumnya ia telah bercerai dengan Mileva karena istrinya itu tidak sanggup untuk diduakan dengan fisika dan matematika. Setelah itu pada tahun 1919, ia menikahi Elsa, sepupunya, yang dirasa bisa mampu mengurusinya karena sifat keibuannya.


Pada saat Nazi mengambil alih kekuasaan di Jerman, mereka menawarkan sejumlah 20.000 mark untuk membunuhnya. Ia tidak mengerti mengapa dirinya dicari-cari dan oleh sebab itu akhirnya ia melarikan diri ke Amerika (halaman 74). Pada saat itu sedang terjadi Perang Dunia II, di mana Jerman adalah musuh Amerika. Mendengar bahwa Jerman sedang mengembangkan penelitiannya membuat bom, ia segera menulis surat kepada Presiden Roosevelt perihal kemungkinan membuat proyek serupa. Ternyata tanpa sepengetahuan Einstein, Roosevelt telah membangun sebuah proyek pembuatan bom. Hasilnya adalah pembumihangusan Hiroshima-Nagasaki. Einstein tidak menyangka rumus yang ia kembangkan selama bertahun-tahun itu berdampak begitu besar dan ia sangat menyesali hal itu. Einstein kemudian meninggal pada tanggal 18 April 1855 pada usia ketujuh puluh enam setelah pingsan selama empat hari (halaman 77).


Dalam buku ini terlihat jelas bahwa penulis ingin menunjukkan kepada pembaca ataupun masyarakat tentang ketenaran sang penemu besar, Einstein. Pembaca juga dapat memperoleh sebuah fakta dari kisah ini bahwa seorang penemu besar tidaklah harus terlahir dari keluarga yang mapan dan berlatarbelakang orang-orang terpelajar. Dari kisah ini pula pembaca dapat menyadari bahwa sesuatu yang besar diawali dari hal yang dianggap orang paling sederhana (halaman 3). Kita tidak perlu merasa terpuruk apabila kita belum mendapatkan apa yang ingin kita capai. Lakukanlah kebiasaan positif seperti apa yang dilakukan Einstein di waktu ia terpuruk (halaman 22). Berharaplah seperti Einstein mengharapkan sesuatu yang besar dari kerja keras karya ilmiahnya (halaman 54). Penulis tidak hanya menceritakan Einstein dalam penemuannya (halaman 79). Ia juga menyisipkan beberapa pengetahuan (halaman 25, 63) yang berkaitan dengan karya-karya Einstein. Di akhir halaman pada bab “Kronologi”, ringkasannya sangat membantu pembaca untuk lebih memahami isi bacaan (halaman 85) dan menambah pengetahuan tentang hal-hal yang terjadi dalam penemuannya (halaman 89).


Namun, setelah pembaca membaca habis buku ini, pernyataan pada halaman 77 tidak sesuai dengan pernyataan pada halaman 86 dan ini akan membuat tanda tanya bagi pembaca. Selain itu, pembaca akan merasa jenuh dan bosan dengan isi buku yang semuanya berupa tulisan dan tidak ada satupun ilustrasi yang menggambarkan isi buku. Satu sikap Einstein yang kiranya tidak patut diteladani adalah kecerobohannya dalam memikirkan metodenya sendiri (halaman 12).


Dalam ilmu pengetahuan buku ini sangat sesuai untuk masyarakat terutama pelajar maupun mahasiswa dalam memperluas wawasan. Semangat tidak pantang menyerah yang Einstein terapkan pada setiap pemikiran-pemikirannya merupakan perilaku yang seharusnya dimiliki para pemuda-pemudi di zaman sekarang ini.

Resensi Novel Salah Asuhan

RESENSI BUKU FIKSI

Judul buku : Salah Asuhan

Pengarang : Abdoel Moeis

Penerbit : Balai Pustaka

Tahun terbit : 2004

Jumlah halaman : vii + 262 halaman


Kesabaran seorang ibu menghadapi perilaku buah hatinya pastilah ada batasnya. Penghinaan dan sikap dicemooh yang bertubi-tubi datang kepadanya cukuplah untuk menguji ketabahan orang tua itu. Beribu malu ia tanggung untuk berhutang kepada sanak saudaranya demi memberikan tambahan biaya sekolah anak pengharapannya itu. Tujuannya hendak menitipkan buah hatinya sedari kecil di rumah seorang kebangsaan Belanda semata-mata untuk menjadikannya sebagai seorang yang bisa dipandang terpelajar, melebihi kaum keluarganya dari kampung (halaman 23). Namun tidaklah setara perlakuan Hanafi kepada ibundanya.

Setelah bertahun-tahun hidup dan tinggal dengan orang bangsa Belanda, lupalah ia pada bangsa ibunya, bangsa Indonesia. Segala aturan haruslah berdasarkan kebiasaan orang Belanda. Iapun berniat pidah kebangsaan. Rapiah, seorang gadis berhati suci yang dipilihkan ibunya untuk pendamping hidupnya sebenarnya adalah untuk membalas budi baik sanak saudara yang telah membantu menyekolahkannya. Hanafi yang mulanya menolak penuh untuk dinikahkan dengan gadis yang tidak dicintainya itu akhirnya menerima Rapiah dengan sangat terpaksa akibat ia mempunyai hutang budi kepada orangtua si gadis. Tidaklah seorang Hanafi pada mulanya sendirian. Ia sebenarnya telah mengidam-idamkan seorang gadis bangsa Belanda yang telah lama ia harap untuk menjadi istrinya. Dialah Corrie du Busse wanita idaman Hanafi yang sedari kecil menjadi sahabatnya. Corrie meninggalkan Kota Solok kemudian pergi ke Betawi untuk menghilangkan rasa cintanya kepada Hanafi agar tidak terjadi perkawinan campuran antara bangsa Belanda dan bangsa Indonesia. Hanafi membanding-bandingkan Rapiah dengan Corrie. Corrie adalah anak terpelajar dan oleh karena itu ia sombong dan menghina bangsa ibu Hanafi sedangkan Rapiah seorang yang sederhana, masih orang kampung, tetapi memiliki kepribadian yang sangat mulia. Namun, Tuhan telah menakdirkan Rapiah sebagai pendamping hidup yang tidak ia cintai.

Kehidupan Rapiah setelah bersuami dengan Hanafi tidaklah luput dari penyiksaan batin yang teramat sangat. Ia dan ibu mertuanya diperlakukan layaknya seorang babu yang diperintah majikan dalam rumahnya sendiri (halaman 80). Hanafi berasa malu terhadap kawan-kawan bangsa Belanda karena mempunyai seorang istri yang kampungan. Rapiah menahan segala emosi dan penderitaan yang dihadapinya itu dengan kesabaran. Ibunda Hanafi yang tidak terima dengan perlakuan keji anaknya telah berulang kali menasehati buah hatinya itu. Namun tidaklah sekalimat pun masuk ke dalam hati Hanafi. Dalam benak Hanafi, ibunya adalah seorang tua yang bodoh, kampungan, dan selalu tunduk pada peraturan adat kuno. Akibat tidak kuatnya Hanafi hidup dalam ketidaksenangan hati dan kebimbangan cintanya dengan Corrie, pada suatu sebab ia pergi ke Jakarta dan tak disangka pula ia bertemu kembali dengan wanita idamannya itu. Hancurlah hati Rapiah setelah menerima surat yang menyatakan dirinya akan dicerai oleh suami yang dicintainya (halaman 127).

Ketidaksenangan hati Hanafi selama beristri Rapiah akhirnya terobati dengan cinta Corrie yang bersemi kembali. Akan tetapi tidaklah berubah keadaan hati Hanafi yang dikiranya dapat menjadi lebih segar setelah menikah dengan Coriie. Gadis keras kepala itu merasakan penderitaan akibat perkawinan campuran dengan Hanafi. Semua orang yang dikenalnya menyisih dan mencemooh dirinya akibat ia bersuamikan seorang Bumiputra (halaman 158). Akibat perilaku yang tidak menyenangkan hati Hanafi, pada suatu sebab ia menuduh dan mengatai istirnya dengan hal yang tidak pantas untuk diucapkan. Hal inilah yang menyebabkan istri keduanya itu memutuskan untuk bercerai. Singkatnya, Hanafi pulang ke kampung halamannya di Solok setelah ditinggal mati oleh Corrie (halaman 222) untuk meminta ampunan ibu dan istri pertamanya, Rapiah. Perlakuan tidak menyenangkan diterimanya sebagai akibat perlakuannya yang terdahulu. Pada akhir kisah ini, diceritakan bahwa Hanafi meninggal dengan tenang setelah mengucap nama Tuhan dengan tuntunan ibundanya (halaman 261). Itulah sekiranya hukuman yang diterima Hanafi karena telah menyalahkan asuhan ibunya sedari kecil. Kehidupan yang ia idam-idamkan menjadi sebuah kehidupan yang penuh dengan liku-liku tak berujung.

Dalam buku ini penulis menunjukkan kepada pembaca untuk lebih memperhatikan nasehat orang tua daripada pendapatnya sendiri. Meskipun dianggap terlalu kuno, nasihat orangtua jauh lebih baik karena telah banyak makan asam garam. Penulis menunjukkan sebagian inti ceritanya dalam buku ini yaitu tidak selalu pendidikan yang diterima anak di tempat yang baik akan menjadi sesuatu yang baik pula. Dalam alur cerita ini banyak pelajaran hidup yang bisa diambil oleh pembaca. Diantaranya sulitnya kehidupan akibat perkawinan campuran antara dua bangsa (halaman 15-21), hukuman yang langsung diterima oleh seorang anak yang durhaka pada ibunya (halaman 88-89), serta nasihat seorang sahabat kepada sahabatnya untuk diarahkan pada jalan yang benar (halaman 207-213). Tidak disangka pada akhirnya Hanafi sadar akan kesalahannya (halaman 261) dan itulah yang diharapkan penulis kepada para pembaca agar segera bertaubat jika pembaca sekalian pernah melakukan kesalahan. Pembaca bertambah wawasannya setelah mendapati beberapa kata daerah (halaman 160) atau kata yang masih digunakan orang dahulu. Pembaca pun mengetahui pula kebiasaan orang terdahulu yang masih menggunakan orang pintar ataupun dukun (halaman 59 dan 256) sementara mereka percaya pada Tuhan Yang Maha Esa (halaman 198 dan 261). Selain daripada poin-poin di atas, sebagian orang mungkin berpikir bahwa mereka harus tunduk pada adat karena itu merupakan sebuah penghormatan bagi leluhur mereka. Akan tetapi lihatlah apa yang terjadi pada kisah ini apabila kita tunduk pada adat yang berlaku tanpa memikirkan risikonya di depan kelak. Pembaca akan terhibur dengan lirik-lirik pantun yang indah dan membawa nasihat bagi yang membacanya (halaman 87 dan 118) serta ilustrasi yang digambarkan oleh penulis (halaman 126).

Selain daripada pesan moral yang sering disampaikan penulis melalui ceritanya, terdapat ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pembaca di luar dari alur cerita. Penulisan kata untuk kata asing seharusnya dicetak miring sesuai dengan penulisan dalam Bahasa Indonesia, seperti contoh (halaman 1) kata “sport” seharunya ditulis “sport”. Selain itu pembaca kurang memahami makna kata yang disampaikan dengan menggunakan bahasa Belanda (halaman 31, 72, dan 120) sehingga kebingungan untuk mengartikan kalimatnya. Bahasa yang digunakan dalam buku ini masih bersifat lampau dan beberapa susah diartikan oleh masyarakat zaman sekarang. Anda juga tidak akan menemukan halaman 202 di dalam buku ini. Dalam hal percetakan, mungkin lebih dikoreksi kembali karena halaman 155 sampai dengan halaman 200 terjilid terbalik.

Buku ini merupakan sebuah referensi yang baik bagi para orangtua dalam mendidik anak. Kesombongan akan derajat yang tinggi semata-mata tidaklah dipandang baik oleh orang lain. Pandangan orang terdahulu tentu tidak sama dengan pandangan orang di zaman sekarang. Namun patutlah orangtua di zaman sekarang ini belajar dari kesalahan dan kebenaran orang terdahulu. Meskipun banyak nasehat yang dirasa terlalu kuno, namun pada prakteknya banyak peristiwa selain cerita di dalam novel ini yang menunjukkan kepada kita semua tentang adanya hukum alam. Hukuman yang akan berbalik kepada kita apabila kita durhaka kepada orangtua.